Senin, 15 Agustus 2011

Fireworks | Oneshoot | KangTeuk


Tittle      : Fireworks | Kangteuk Couple | oneshoot

Author : Espada Aizennhamma

Cast       : Park Jungsu aka Leeteuk (yeoja)
                  Kim Young Woon aka Kangin (namja)
                  Choi Siwon aka suami author^^

Rating   : General


#######

Ahhh… jangan pada bosen yah ma epep qu ^^
Kali ini kangteuk couple okhae…. Hoho

Aku harus cepet2 nulis neyh..
Biez ditungguin woonpa sih,, mau kencan gito dech..hehe
Jangan pada iri yah…hm
#dilempar panci ma ELF -.-

Okey..happy read ^0^

#######

“mekdi-nya udah dating non” seorang wanita paruh baya melangkah ke living room, tempat leeteuk dan namja chingunya menghabiskan sore sambil nonton tv. “ini bon-nya, makanannya saya taruh dimeja” lanjutnya.

Leeteuk merogoh dompet dan menyodorkan selembar puluhan ribu. “tolong dibayar ya, jangan lupa kembaliannya^^”
“ne, non” asisten rumah tangga itu menerima uang dengan gesture hormat dan bergegas keluar.

“kajja, chagi” leeteuk mengulurkan tangan pada kangin yzng sedang duduk santai disofa sambil memainkan psp-nya #sejak kapan yak kangpa maen psp..hmm, ketularan sievil tuh -.-

“katanya laper, cheese burger nya udah dating tuh” ucap teukie. Leeteuk tidak sanggup menghabiskan makanannya dan sedang memperhatikan kangin menyikat #beuh..kamar mandi kali disikat…^^ plakk# hot spicy chicken yang tinggal separuh ketika ponsel namja itu berdering.

Kangin melirik lcd nya, mengusap tangan asal-asalan dan langsung mengangkat ponselnya. “waeyo, won? #maap yak suami author numpang eksisi^^#” kangin bicara sambil mengunyah ayamnya.

Leeteuk mengikuti pembiaraan itu dari sudut matanya, keningnya berkerut. Bukannya ia tidak suka dengan interupsi kecil itu, leeteuk hanya kurang sreg *bhasa apaan nih..he* dengan si penelpon : siwon (suami author^^) anakkelas 3 paran school yang ngetop karena tingkah begajulan dan gaya sok preman sok kerennya. #aissh woonpa emg krenz kok^^>

He thought it was cool. The teachers didn’t see it that way.

Dikelas 2, dimana siwon seangkatan dengan leeteuk dan kangin, ia 2 kali tidak naek kelas. Kini, saat mereka berdua sudah kuliah, jagoan cap simba^^ itu masih betah bercokol dikelas 3 dengan segudang stempel buruk dipunggungnya.

Kalau nggak ‘murid pabbo’, ‘anak brengsek’, ya ‘murid abadi’ tidak ada yang lebih hebat dari itu. #mian woonpa ini bukan author loh yang ngomong, tapi teukpa tuh… #pupy eyes. Teuk; woy thor enak aje lo, ini kan lo yang ngarang..wah parah2 #ngasah golok -.-

Leeteuk sering heran, ada yah makhluk kaya siwon? #namja tampan dan cinta mati ma author..heh *abaikan#

Disaat banyak orang struggling untuk bias sekolah, ia malah menyia-nyiakan kesempatan dengan berbagai hal yang merusak diri sendiri dan orang lain.

Kemudian leeteuk juga tidak habis pikir akan kenyataan bahwa kangin sangat betah bersahabat dengan berandalan tampan itu… hehe tetep..
She’s the girlfriend. Siwon, is like the second girlfriend. No kidding. =”=

Kadang leeteuk berfikir, kenapa kangin nggak sekalian aja pacaran dengan siwon #ya iyalah gag berani, klo berani author keluarin dya dari epep ini.. haha*evil smile# mengingat seringnya ia membatalkan janji dengan leeteuk atau merusak acara mereka berdua demi memenuhi ajakan siwon.

Ajakan untuk berbuat yang nggak jelas, misalnya ngomporon junior mereka untuk ribut dengan sekolah tetangga, main biliar sampe pagi, ngtrek gila-gilaan, sampe nge-bomb diterminal atau dimana aja yang temboknya masih bersih.

Bukan bikin grafity keren, tapi gambar-gambar ajaib #mcam yesung..haha# nan tidak senonoh yang seringkali menyebabkan mereka kejar-kejaran dengan polisi.

Kalau leeteuk mencoba menegur bahkan menyindir, kangin hanya menanggapinya dengan kalem “itu kan wadah kreatifitas aku chagi^^” yang kerap ditimpali dengan ketus oleh  yeojanya “halah, gag usah pake bahasa yang tinggi-tinggi deh,kayak ngerti aja arti kreatifitas” yang ujung-ujungnya malah bikin mereka berantem.

Intinya, dimana ada siwon, disana damai pasti berubah kacau. Kemudian, kekacauan itu bisa timbul dimana saja #contohnya dihati author yang yeppo ini..hehe# termasuk dalam hubungan leeteuk-kangin. Seperti sekarang.

Leeteuk hanya bisa menyaksikan dengan bibir manyunnya saat ekspresi kangin tiba-tiba berubah, antara surprised dan excited. “jinja? Serious lo?!” ucap kangin.

“oh, please, ada apa lagi niiihh…?” batin teukie. “okhae, tungguin ya, 15 menit lagi gue nyampe” ucap kangin mengakhiri teleponnya.

Leeteuk mengerang sebal, tapi tidak cukup keras untuk membuat namjanya ini ngeh. Kangin memasukkan hp kesaku, menyambar dompet dan hanya menoleh sekilas pada leeteuk saat pamitan “aku cabut teukie, ada urusan sama suaminya author^^”

“dimana?” leeteuk mencoba mengulur waktu, walau ia tau, seperti yang sudah-sudah, tidak ada yang bisa mencegah kangin menemui siwon untuk ‘urusan’ pentingnya.

“tempat biasa” kangin memasukkan kakinya ke sepatu dekilnya.

Dalam kondisi biasa leeteuk pasti sudah protes “dicuci napa, chagi?!” melihat penampilan sepatu yang nggak banget itu. Tapi ia hanya bertanya datar “mau ngapain?”

Kangin mendongak sedetik, lalu kembali focus mengikat tali sepatunya. Leeteuk menunggu dengan tangan terlipat didadanya, menunggu penjelasan.

Ini nggak lucu. Seminggu ini leeteuk dan kangin hampir tidak pernah ketemu sama sekali karena sibuk belajar untuk UTS. Sekarang, saat mereka sedang asik-asiknya menikmati waktu sambil melepas stress, anak preman itu menginterupsi dengan enaknya… dan kangin menurut saja kayak kerbau dicucuk hidungnya!

Kangin meluruskan tubuh dan menatap leeteuk yang masih pada posisinya semula. Leeteuk menatap balik, berusaha tampak keras kepala. Sebelum-sebelumnya ia pasrah saja ketika kangin membatalkan acara yang sudah disusun selama sebulan.

Ketika kangin tidak jadi datang ke prom bersamanya. Ketika kangin tidak menepati janji nge-date. Ketika kangin meninggalkannya begitu saja saat mereka sedang nonton, jalan di mall, bahkan dinner berdua. Semua demi menjawab ‘panggilan darurat’ siwon. Namun tidak kali ini!

“jawab dulu. Kangin” leeteuk mengamit lengan kangin saat namja itu melangkah keluar pagar. “mau ngapain sekarang?”

Kangin berhenti dan menoleh dengan ekspresi tidak suka  yang sangat kentara. “kamu tau aku nggak suka ditanya-tanya kaya gini” ia berkata dingin. “yang penting kamu tau aku nggak mabok, gak nge-drugs. Ok?!” kangin menyudahinya dengan menarik lengannya yang masih digamit kuat-kuat oleh leeteuk.

Leeteuk melepas pegangannya tanpa berkata apa-apa. Selalu begitu. Ia hanya bisa memandangi punggung kangin menjauh tanpa bisa mencegah.
Selalu….

####

“itu kenapa?” leeteuk memberanikan diri bertanya sambil menahan dorongan untuk menyentuh lebam besar di kening kangin.

Niatnya dating ke kos kangin sebenarnya hanya untuk membawakan jajangmyun hangat yang sengaja dibuatnya. Yang ada, leeteuk malah kaget setengah mati melihat wajah namja itu bonyok dan penuh memar.

Padahal, sejak mereka kuliah, kangin tidak pernah berantem lagi. Kecuali, well.. manas-manasin anak sekolah untuk tawuran dan kabur duluan setelahnya. Tindakan khas pengecut,tapi, cool menurut siwon.

“kamu ikut tawuran?” leeteuk bertanta lrih. Sebagiab dirinya takut mendengar
Jawabannya.

Kangin menggeleng sambil menyuap jajangmyun nya. “siwon nemu tempat kosong diterminal, baru dicat putih. Kita kesana bareng eunhyuk dan donghae. Pas nyampe, disana udah ada anak sma 6 orang, nge-bomb duluan. Ya kamu taulah, siwon”

:nggak terima?” ucap leeteuk kesal. Kangin mengangguk “sebenarnya bukan tandingan kita, sih. Mereka tuh cere-cere #wah temennya unyuk dibawa2 tuh^^#. Tapi ada yang bawa senjata. Begitu liat pisau, eunhae yang cemen itu langsung kabur. Jadinya ya gini” ia tertawa kecil, seolah itu Cuma hal sepele.

Kangin mengusap lembut rambut yeoja chingunya “biasa aja lagi, teukie. Siwon malah lebih ancur dari aku. Tangannya sempat kesabet pisau cintanya aouthor…^^” #hahay..author eksis terus..

Leeteuk meradang. “kenapa sih kangin, selalu ngukutin omongannya siwon? Siwon, siwon lagi yang didengerin. Kenapa nggak pernah kamu ngertiin aku?!”

Kata-kata itu ampuh untuk membuat kangin menghentikan suapannya, karena tersinggung. “maksud kamu apa sih teukie? Belah mananya aku yang gak pernah ngertiin kamu??!” #yaya..betawinya keluar ne ^0^

“siwon, siwon melulu! Apa-apa siwon! Sadar nggak sih, kemarin tuh kita lagi nge-date! Coba kamu nggak dengerin mulutnya siwon. Nggak pergi, kamu nggak bakal babak belur kaya gini!” leeteuk berusaha menahan airmatanya..tapi gagal.

Susah payah berusaha terlihat tough didepan kangin, sekarang ia malah mirip yeoja cengeng.

Kangin tak bergeming. Ia berkata datar, tajam dan dingin. “siwon temen aku, teukie”. “AKU PACAR KAMU!!” sukses membuat orang disekitar mereka menengok heran, leeteuk meraih tas dan meninggalkan kangin.

@taksi

Dalam perjalanan pulang, leeteuk berusaha mencari secercah kehangatan. Langit tampak kelam. Sama gelapnya seperti malam-malam lain.

Entah karena langit seoul yang penuh polusi, atau karena bintang-bintang sengaja bersembunyi dari pandangannya. Langin tersenyum menyadari pemikiran konyolnya. Bingtang ngumpet? How silly.

Mendadak matanya menatap benda bercahaya jauh diatas sana. Benda bulat yang indah dalam sinar kuning pucat. Yang walau tidak sanggup mengalahkan kelam, tetapi berani menantang gelap – meski sendirian.

Sambil memandangi bulan, leeteuk mengucapp 2 permohonan dalam hatinya.

Pertama, agar kangin berubah.
Kedua, agar mereka bisa bersama-sama menyaksikan pesta kembang api di Bukit Berlian pada malam tahun baru.

Hanya berdua. Tanpa interupsi…

###

@foodcourt, sebulan kemudian

Setelah memesan makanan leeteuk dan jae hwa #ya..lagi2 author nan yeppo ini nongol^^# sibuk membongkar belanjaan masing-masing. Jae hwa bahkan menjajarkan beberapa helai baju diatas meja dengan cueknya. #oh klo yang lagi begini bukan author yah^^#

“paper bag kamu buat aku yah, teukie” pinta jae hwa. “ne, ambil aja” angguk leeteuk sambil memindahkan sehelai bolero.

Jae hwa melotot melihat bolero rajut bernuansa sapphire blue ditangan leeteuk. #aish malu2in aja nih, masa author norak gito sih..huh#

“aahhhh..teukieee.. cakep banget! Kamu kapan belinya, kok aku nggak tau?” norak jae hwa -.- “waktu kamu lagi nawar tas dilantai 4 tadi. Cantik ya?” pamer leeteuk bangga. “aku bakal pake ini minggu depan, pas ke bukit berlian bareng kangin!”

Mendengar kangin disebut, jae hwa menatap sahabatnya dengan raut ‘yang bener nih?’. Leeteuk mengangguk yakin. “ beneran, jae. Kangin udah janji kok, liat nih” leeteuk menunjukkan sms yang dikirim kangin semalam.

>> apa sih yang nggak buat kamu. I’ll be there for you. Swear J <<
Sender : nae chagiya

“see? He’s gonna be there” leeteuk menutup flip hp sambil tersenyum lebar. “wish you all the best, dear” jae hwa mengusap lengan leeteuk penuh saying.

Leeteuk sudah banyak berkorban demi hubungannya dengan kangin. She deserves the best, dan jae hwa ingin sekali melihat sahabatnya ini bahagia.
#ahh..author emang sahabat yang baik…heh plakk#

###

@bukit berlian, 1jam menjelang pergantian tahun

Pemandangan sangat menakjubkan dari atas bukit. Leeteuk menyandarkan kepalanya dibahu kangin saat mereka duduk dibawah pohon, menikmati wajah gemerlap kota dimalam hari.

1 jam lagi tahun 2011 akan dimulai. Leeteuk akan menyaksikan lahirnya tahun baru itu dari sini. Di atas bukit, bersama kekasihnya. Melihat kembang api berdua.

“bagus ya, chagi” leeteuk berbisik pelan, menghayati keindahan kota seoul yang bermandikan cahaya lampu.

“yupz, gag nyangka , ya? Look at those lights. Indah banget malam-malam begini” kangin berdecak seraya mengusap punggung leeteuk.

Leteeuk mengiyakan sambil mempererat rengkuhannya dipinggang kangin.  “indah kangin, tapi bukan karena lampu-lampunya. Indah karena ada kamu….” Batin leeteuk.

Leeteuk tersenyum simpul. Betapa mellow nya ia malam ini. Mungkin sebagian karena ia sudah memimpikan saat-saat seperti ini sejak lama. Ketika kangin hanya jadi miliknya seorang. Bukan siwon atau siapapun.

Getaran lembut mengagetkan leeteuk, membuatnya reflex mengendurkan pelukannyadari pingang kangin. Kangin mengeluarkan hp nya. Leeteuk mendengus sebal melihat benda itu.

“pasti siwon” ucapp leeteuk. Kangin menggeleng, tampak heran melihat panggilan pada layar. “kyuhyun” ia menjawab singkat dan menekan tombol answer.

“hai hae, tumben…?” suara diseberang terdengar kalut. Leeteuk dapat menangkap nada tergesa-gesa dari suara yang muncul samar-samar.

Leeteuk mengerling bingung. Setahunya, kyuhyun tidak bergaul dengan kangin dan teman-temannya. Ia hanya sekelas dengan mereka waktu sma dulu. “ngapain telepon tengah malam begini?” batin leeteuk.

Kangin menutup hp nya dengan kasar. Ekspresi panic membayang diwajahnya ketika ia berbalik dan lari kearah berlawanan, meninggalkan leeteuk yang terbengong-bengong.

“kangin! Mau kemana?” leeteuk berusaha mengejar, tapi gagal. Punggung namja itu menghilang dengan cepat dibalik pepohonan. Yang terdengar hanya teriakannya, menjawab pertanyaan leeteuk.

“siwon dikeroyok preman ditaman kota!!!”

####

@taman kota

“ini terakhir gw bantu lo, won” kangin melemaskan jemarinya, mencoba terlihat macho dan berani, padahal sebetulnya ia ngeri juga melihat kilatan pisau dibawah sorot lampu taman. Ia sadar resiko tindakannya ini tidak main-main.

Memaki dan meludahi 5 orang preman yang sedang mabuk. Siwon memang gila, edan, sinting.. entah julukan apalagi yang pantas dialamatkan padanya.

Kangin melirik kesamping, curiga. Jangan-jangan siwon juga lagi on. Kalau benar, habislah mereka. Preman-preman itu bersenjata, mabuk dan tidak akan segan ngebunuh orang. Mereka bertiga, siwon, donghae dan dirinya hanya bermodal tangan kosong.

“napa kangin, takut? Cemen juga lo ya” siwon memasang posisi sambil nyengir , meremehkan. Kangin tidak menjawab. Siwon lebih percaya diri karena menguasai beberapa jurus bela diri. Beda dengan dirinya yang hanya mengandalkan kekuatan otot.

Ia mempererat kepalan tangannya, berharap gesture itu mampu mengintimidasi lawan, walau kemungkinannya sangat kecil. “bukan takut” batinnya bersuara. “gue nggak mau bikin leeteuk nangis lagi”

Preman yang berjalan paling depan nyengir lebar, memamerkan deretan gigi yang hitam ternoda nikotin. Pisau ditangannya sengaja diayun-ayunkan untuk menambah kesan seram. Tindakan itu berhasil, donghae sudah nyaris kabur saking takutnya. Kangin bisa melihatnya melangkah mundur, dan semakin mundur.

Preman bertato itu tertawa ngakak sambil terus maju “mampus lo, mampus”. Yang lainnya ikut tertawa dan menyumpah-nyumpah. Betul-betul kelakuan khas orang sinting yang dikuasai alcohol. Kangin bersumpah, seumur hidup tidak akan pernah menyentuh minuman itu lagi. Alcohol bukan hanya melumpuhkan saraf, tapi juga membuat peminumnya tampak seribu kali lebih tolol.

Tidak sampai 2 detik, hae mengambil langkah seribu. Sekarang mereka 2 lawan 5. Sangat seimbang-.-

Siwon mendengus” dasar setia kawan” cemoohnya. “lu nggaj ikutan kabur man?” ejek siwon. Kangin memilih diam walau darahnya menderas dikepala. Tidak ada waktu untuk meladeni omong kosong ini.

Posisinya sendiri sangat tidak menguntungkan, dikepung 3 preman yang sialnya masing-masing membawa senjata. Tidak ada gunanya mencoba melawan, salah-salah fatal akibatnya. Lagipula tenaganya sudah terkuras saat ia berlari bak orang kesetanan dari bukit berlian ke taman ini.

Semuanya demi siwon, begajulan yang gayanya sejuta. Kangin hanya bisa melihat dengan pasrah saat salah seorang dari mereka menghunuskan pisau dengan beringas sambil berteriak “ MATI LU!!”

Kangin menghela nafas dan memejamkan mata, bersiap menghadapi hal terburuk.

“JANGAAANNNN…..!!!”

Jeritan melengking itu menembus telinga kangin dan meledak dikepalanya bagai bom, mengguncang seluruh kesadarannya. Bersamaan dengan itu, sesuatu yang basah dan lengket menciprati wajah dan lengannya.

Reflex kangin membuka mata dan menjerit melihat pemandangan di depannya. Punggung leeteuk menghalangi penglihatan kangin.

Yeoja itu berdiri tepat diantara dirinya dan preman itu. Sebilah pisau menancap disisi kanan perutnya. Hanya berselang 3 detik, leeteuk roboh dipelukan kangin. Preman-preman yang mengepung mereka mundur dengan ketakutan.

“mati gag tuh?! Mati ga?!” histeris preman yang menusuk leeteuk. “man ague tau, yang nusuk elu” jawab preman satunya. “kabur! Kaburr!!” teriak mereka bersamaan sambil berlari.

Kangin bergetar menyaksikan scene yang sama sekali tidak diduganya. Dalam bayangannya, mereka berdua akan menghajar preman-preman itu, lalu dirinya akan muncul sebagai jagoan, seperti biasa. Ilmu beladirinya tidak pernah mengecewakannya. Namun peristiwa ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan beladiri. Leeteuk jadi korban, dan itu gara-gara dirinya.

Siwon tergagap “sorry, man..gue gag maksud…” “panggil ambulance” kangin berkata tanpa mengangkat kepalanya. “sumpah, man, gue gag tau bakal jadi begini. Kalau tau nggak bakalan gu…” ucap kangin panic.

“PANGGIL AMBULANCE!!!” mata kangin membeliak liar. Takut, frustasi dan…hancur. Siwon belum pernah melihat kangin sehancur ini. Tidak lama setelah menghubungi RS siwon menghilang.

Leeteuk terbaring lemah ditanah. Kepalanya terkulai dipangkuan kangin. Cairan lengket dan amis terus mengalir dari perutnya. Leeteuk merasa tenaganya tersedot habis. Seluruh tubuhnya dingin, ditambah kesakitan hebat yang menderanya.

Untung ada kangin. Lengan-lengan kuat itu menyangganya, dan ia merasa aman. Leeteuk tau. Ia tau keputusannya akan berakibat seperti ini. Ketika melihat kangin dan siwon dikepung preman bersenjata, segenap instingnya menyuruhnya lari.

Bukan sekali duakali kekasihnya terlibat dalam perkelahian seru, tapi ini berbeda. Kangin dalam bahaya. Leeteuk juga tau, apa pun resikonya, ia tidak akan menyesali keputusannya. Asalkan kangin tetap hidup. Asalkan kangin berubah.

Scene itu terpmpang mengerikan dihadapannya. 3 preman mengepung kangin sambil mengayunkan belati. Tubuh leeteuk membeku melihat kilatan pisau yang disabetkan ke udara, namun hati kecilnya tetap mampu berbisik.

Mengingatkannya pada sebuah kalimat yang pernah ia baca “greater love has no one than this, than to lay down one’s life for his friends”
Bagi leeteuk, kangin lebih dari sekedar sahabat.kangin tak akan tergantikan.

Setetes air jatuh kewajah leeteuk. Ia membuka mata mencoba memfokuskan pandangan. Tepat diatasnya, kangin terisak pelan. Wajah yang sama, yang sejam lalu tersenyum hangat dan merangkulnya di bukit berlian, kini penuh airmata dan tampak putus asa.

“uljima…kangin…” leeteuk mencoba bersuara.

Leeteuk belum pernah melihat kangin serapu ini. Kangin yang dikenalnya adalah kangin yang kuat, cuek, slenge’an dan selalu semaunya sendiri. Bukan namja fragile seperti sekarang. Tapi, mungkin itu lebih baik.

Leeteuk mengumpulkan tenaga, menyentuh pipi kangin dan mencoba menghapus airmata disana dengan tangan bergetar. “kangin…jangan berantem lagi, ya”

Kangin mengangguk tanpa suara. Tidak sanggup bicara walau hanya sepatah. Rasanya seperti mau mati, menyaksikan leeteuk terpuruk dalam rengkuhannya seperti ini.

Ia tidak pernah menyangka, leeteuk akan berbuat nekat begitu untuknya. Andwae. Dia bukan orang yang pantas menerima pengorbanan sebesarr itu, terutama dari yeoja yang mencintainya sepenuh hati, namun begitu sering diabaikannya.

“tolong Tuhan… jangan biarkan kelakuan tolol ku berakibat fatal. Leeteuk nggak salah!!!” batin kangin. “janji?” leeteuk meminta kepastian.

Walau maniknya semakin meredup, sorot itu tidak berubah. Sorot yang selalu membuat kangin menyayangi yeoja itu, walau pada kenyataannya, apa yang ia lakukan seringkali bertolak belakang dengan bisikan nuraninya.

“janji. Aku janji. Jangan ngomong dulu teukie. Please” kangin memohon lirih.

Seumur hidupnya, ia belum pernah begging pada siapa pun. Belum pernah menangis, membiarkan siapa pun melihatnya menangis. Namun, kini ia tidak mencegah airmatanya luruh dengan bebas.

Letupan kecil dikejauhan membuat mereka terdiam. Sejurus kemudian, langit menjadi cerah dengan pendar-pendar cahaya.

Langit seoul yang biasanya kelam dan sunyi tanpa bintang, kini meriah dengan warna-warni semarak berbagai kembang api. Sangat indah..

Suara sirene memecah hingar binger pesta kembang api. Petugas paramedic berlari menghampiri mereka dengan sebuah usungan.

Kangin menunduk, menatap kekasihnya yang masih terpukau memandang langit. “kita kerumah sakit, chagi. Ambulance udah dating” ujar kangin lirih.

Leeteuk menggeleng lemah “aku pengen liat kembang api”. “kembang api kapan-kapan juga bisa teukie. Kalau kamu sudah sembuh, kita beli yang banyak. Kita nyalain sama-sama…” kalimat desperate kangin terhenti oleh jemari leeteuk yang mengatup lembut bibirnya.

“aku pengen lihat disini. Sekarang. Please…”moho leeteuk.

Binar itu kian meredup, namun semangatnya masih berpendar indah. Semangat yang selalu, selalu berhasil membuat kangin menyayanginya sepenuh hati, walau ia nyaris tak pernah membagi rasa saying itu. Tidak bisa menunjukkannya walau dengan cara sederhana, disebabkan egonya yang selangit.

Kangin meberi isyarat tunda kepada petugas paramedic yang memandangi mereka dengan heran.

Bunyi terompet dan sorak sorai memecah dikejauhan, riuh rendah. Wajah leeteuk bersinar cerah saat kembang api yang paling besar meletus, membuat langit gemerlap dengan sinar warna-warni..

“indah banget ya….kangin” ujar leeteuk semakin lemah.

Kangin mempererat rengkuhannya dengan frustasi. Tidak dapat berkata apa-apa, hanya terisak lirih dengan segenap emosinya. Menyesali ketidakmampuannya menentang kehendak keras kepala yeoja di pelukannya, yang baru ia sadari sekarang, amat dicintainya.

Leeteuk memandangi langit yang semarak dengan pilar spectrum aneka warna. Sekarang sudah 2011.

Kangin ada disini, disisinya. Ia pun sudah berjanji tidak akan berantem lagi. Dua permohonannya terkabul. Itu sudah lebih dari cukup.

Leeteuk mengalihkan pandangannya dari langit yang dipenuhi cahaya, gantii menatap kangin lekat-lekat dengan seluruh tenaga yang tersisa..

Wajah itu masih menangis….

Leeteuk mengerjapkan mata dan merasa berat kala hendak membukanya kembali, seakan ada batu yang menindih kepalanya. Mengaburkan pandangannya, melumpuhkan syaraf-syarafnya.

Uljima… selamat tahun baru, kangin…

Leeteukingin sekalii melafalkannya, namun bibirnya tidak sanggup lagi membuka. Kangin memejamkan mata, menahan diri untuk tidak berteriak saat tubuh leeteuk terkulai dipelukannya….

####

@ICU, RS ELF, 3 hari kemudian

Kangin menekuri sosok diatas pembaringan tanpa bergeming. Matanya menelusuri tubuh itu, mencari tanda kehidupan.. nihil.. ini sudah hari ketiga…

“putrid ibi kehilangan terlalu banyak darah dan mengalami shock. Kalau dalam 3 hari ia sadar, nyawanya bisa diselamatkan. Tapi kalau tidak… mianhae…” dokter memutuskan kalimatnya perlahan-lahan, menatap orangtua leeteuk bergantian dengan raut prihatin.

Eomma leeteuk nyaris ambruk saat mendengar vonis itu. Beruntung ada sang appa yang sigap menyangga tubuhnya.

“sabar yeobo, kita berdoa saja..” pria bersahaja itu mencoba menenangkan istrinya, namun wajahnya tampak pias. “leeteuk pasti selamat…”

Kangin sendiri sudah nyaris menerjang laki-laki berjas putih didepannya. Hampir melayangkan bogem mentahnya. Hampir berteriak memaki-maki, “apa gunanya jadi dokter kalau nggak bisa nyelametin nyawa orang?!!!”

Namun, sosok yang terbaring pasrah itu mengingatkannya. Wajah pucat leeteuk mencegahnya melanggar janji.

Kangin meraih tangan mungil leeteuk, menautkan jari mereka dalam genggamannya. “aku akan tepati janjiku. Please jangan pergi..kajima.. kamu belum lihat aku berubah…” ucap kangin lirih

Ia membenamkan wajah, meredam tangis dengan sia-sia. “banci lo, kangin” sisi hatinya berbisik mencemooh, namun ia tidak peduli. Ia hanya ingin leeteuk bangun.

Sesuatu yang lembut menggelitik telapak tangannya. Kangin tersentak..

Bagai kalap ia mendongak, mencari-cari dengan nanar. Angka dimonitor tidak berubah, namun jemari digenggamannya perlahan bergerak.

####

Sebulan kemudian

“kita mau kemana?”
Kangin nyengir jahil mendengar pertanyaan itu. “liat aja nanti” ia melipat kursi roda dengan tangkas dan menaruhnya dibagasi, tidak memperdulikan ekspresi keheranan leeteuk.

“bilang dulu mau kemana, kalau nggak aku nggak mau pergi” ucap leeteuk sembari memajukan bibirnya.

Kangin duduk dibelakang setir dan tersenyum wicked. “eomma kamu aja nggak keberatan kok, anaknya diculik”. Kening leeteuk berkerut.

“dasar aneh, ngaajak pergi sih jam segini. Awas aja kalau kuis gw gagal besok” benak leeteuk memprotes, tapi bibirnya tersenyum.

Selang 20 menit, leeteuk menatap keluar jendela dan berseru heran melihat pemandangan yang familiar baginya. “bukit berlian?”

Lagi-lagi kangin hanya menjawab keheranannya dengan senyum simpul. Ia membopong leeteuk dan mendudukkannya dikursi roda, lalu menghela backpack yang supergede dan mendorong yeoja itu ke puncak bukit.

Leeteuk hanya cengo# waduw..bhasa mana lagi neh^^# melihat segala kesibukan yang nggak jelas baginya ini “jangan bilang kamu mau piknik disini, kangin-ah” gumam leeteuk, yang tidak dihiraukan oleh kangin.

“piknik next time juga bisa kali, kagin. Aku harus belajar buat kuis besok.” Leeteuk memprotes. “heran, nih namja makin lama makin ajaib aja nih kayak si yesung. Makan ape yak..hmhm^^” batin leeteuk.

“jangan bawel napa? Ngerusak suasana, tau” kangin menjawab santai sambil membongkar ranselnya. “now close your eyes” pinta kangin.

Pemandangan seoul masih sama indahnya ketika mereka menjejakkan kaki ditempat itu, sebulan yang lalu. Mempesona dengan gemerlap cahaya yang tampak semarak dari atas bukit.

Leeteuk enggan melepaskan pemandangan itu, tapi kemudian menurut dan memejamkan mata.

Semenit…
Dua menit…

“ini sih kangin ngapain sih..” batin leeteuk. “lama amat sih, chagi..” kesal leeteuk. “sabar, bawel..” ucap kangin santai.

Leeteuk sudah siap melancarkan protes atas julukan seenak jidat itu, saat tangan-tangan kangin meremas ringan pundaknya.

Kangin membungkuk sampai wajahnya sejajar dengan leeteuk, dan berbisik lembut “you may now open your eyes”

Leeteuk mengerjapkan matanya perlahan. Pendar-pendar kembang api berpijar indah dalam kegelapan, berlomba meramaikan langit dengan cahaya warna-warni.

Kangin mengeluarkan sebuah cincin dan melamar leeteuk Tepat saat kembang api yang berpijar menggambarkan bentuk hati.

“Park Jungsu, would you marry me?” ucap kangin sambil berlutut dihadapan leeteuk. Leeteuk merasa sangat senang sehingga dia bingung harus berkata apa…

“yaa, chagi kenapa diam saja? Kau tidak mau?” protes kangin pura-pura marah. “ahh..anyio, anyio.. yes, I do oppa…^^” jawab leeteuk dengan senyum manisnya.

“saranghae chagiya..jeongmal saranghae..yeongwonhi..” ucap kangi seraya memeluk leeteuk erat dalam pelukannya. “ne, na do oppa…. Saranghae…” jawab leeteuk.

>>>>>>> ENDING <<<<<<<<

Yang dah baca jangan luppa RCL yak..
Muachhh…love you readers…^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar